PERMAINAN
TRADISIONAL KELERENG
Nama
Permainan: kelereng
Konsep
fisika: tumbukan, GLBB (gerak lurus berubah beraturan)
Sasaran:
kelas X-XI SMA/MA
A.
Sejarah
kelereng

Kelereng memiliki
banyak sebutan seperti gundu, keneker, kelici, guli adalah
sebuah bola kecil dibuat dari tanah liat, marmer atau kaca untuk permainan anak-anak. Ukuran
dari kelereng sangat bermacam-macam.
Umumnya kelereng berukuran ½ inci (1.25 cm) dari ujung ke ujung. Benda
berbentuk bola ini memiliki bermacam-macam warna dari warna bening, gelap
hingga perpaduan warna didalamnya. Benda ini umumnya terbuat dari ahan yang
keras sehingga tidak mudah rusak.
Sejak abad
ke-12, di Perancis, kelereng disebut dengan bille, artinya bola kecil,
di Belanda di sebut dengan nama knikkers. Di Inggris ada istilah marbles
untuk menyebut kelereng. Marbles sendiri digunakan untuk menyebut
kelereng terbuat dari marmer yang didatangkan dari Jerman. Namun, jauh
sebelumnya, anak-anak di Inggris telah akrab menyebutnya dengan bowls
atau knikkers.
Tahun, 1694. Di
Inggris ada istilah marbles untuk menyebut kelereng. Marbles sendiri digunakan
untuk menyebut kelereng terbuat dari marmer yang didatangkan dari Jerman.
Namun, jauh sebelumnya, anak-anak di Inggris telah akrab menyebutnya dengan
bowls atau knikkers. Kelereng populer di Inggris dan negara Eropa lain sejak
abad ke-16 hingga 19. Setelah itu baru menyebar ke Amerika. Bahan pembuatnya
adalah tanah liat dan diproduksi besar-besaran.
Sedangkan, Jauh pada peradaban Mesir
kuno, tahun 3000 SM, kelereng terbuat dari batu atau tanah liat. Kelereng
tertua koleksi The British Museum di London berasal dari tahun 2000-1700 SM.
Kelereng tersebut ditemukan di Kreta pada situs Minoan of Petsofa.
Pada masa Rowami, permainan Kelereng
juga sudah dimainkan secara luas. Bahkan, menjadi salah satu bagian dari
festival Saturnalia, yang diadakan saat menjelang perayaaan Natal. Saat itu
semua orang saling memberikan sekantung biji-bijian yang berfungsi sebagai
kelereng tanda persahabatan. Salah seorang penggemar kelereng adalah Octavian,
kelak menjadi Kaisar Agustus. Layaknya permainan, di Romawi saat itu juga
mempunyai aturan-aturan resmi. Peraturan tersebut menjadi dasar permainan
sekarang.
Teknologi pembuatan kelereng kaca
ditemukan pada 1864 di Jerman. Kelerang yang semula satu warna, menjadi
berwarna-warni mirip permen. Teknologi ini segera menyebar ke seluruh Eropa dan
Amerika. Namun, akibat Perang Dunia II, pengiriman mesin pembuat kelereng itu
sempat terhenti dan akhirnya masing-masing negara mengembangkannya sendiri.
B. Bahan yang dibutuhkan untuk permainan kelereng
Permainan kelereng tidak membutuhkan
banyak alat, permainan ini hanya memerlukan beberapa kelereng saja, kemudian
membuat sebuah garis sebagai pembatas untuk membatasi kelereng-kelereng yang
akan dimainkan.
C.
Cara pembuatan permainan kelereng

Kelereng dibuat dari tanah liat, marmer atau kaca. Kebanyakan kelereng yang digunakan
dalam kehidupan sehari-hari dibuat dari bahan marmer dan kaca. Sedangkan untuk
permainan kelereng cara pembuatannya cukup sederhana saja yaitu dengan memberi
batasan sebuah gari untuk kelereng yang akan dimainkan.
D.
Cara penggunaan kelereng
kelereng
dimainkan dengan bersama-sama atau juga ungki dimaikan scara sendiri. Untuk menggerakkan
kelereng, bisa dengan di dorong menggunakan tangan. Cara menggunakan tangan di
setiap daerah berbeda-beda, ada yang menggunakan dua buah tanhgan ada pula yang
meggunakan satu tangan saj untuk memainkannya.
E.
Konsep fisika yang ada pada
permainan kelereng
Permainan
kelereng setidaknya mengandung dua konsep dalam fisika yaitu konsep gerak dan
tumbukan. Gerak yang dialami kelereng saat dimainkan adalah
gerak lurus berubah beraturan. Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah
gerak benda dalam lintasan garis lurus dengan percepatan tetap. Jadi, ciri
utama GLBB adalah bahwa dari waktu ke waktu kecepatan benda berubah, semakin
lama semakin cepat/lambat. Sehingga gerakan benda dari waktu ke waktu mengalami
percepatan/perlambatan. Pada kasus ini kelereng mengalami gerak lurus berubah
beraturan diperlambat. Ketika kelreng di
lempar dengan menggguanakan tangan artinya ada gaya yang bekerja sehingga
kelereng mengalami kecepatan, kecepatan yang dialami oleh kelereng semakin lam
akan semakin lambat sehingga kecepatan akan nol saat berhenti. Selain itu,
ketika kelereng diamainkan membentur dengan kelereng yang lain, maka terjadi
konsep fisika yaitu tumbukan. Tumbukan
ada tiga macam yaitu tumbukan lenting sempurna, tumbukan lenting sebagian, dan
tumbukan tidak lenting sama sekali. Yang terjadi ketika permainan kelereng
adalah tumbukan lenting sebagian. Kebanyakan benda-benda yang ada di alam
mengalami tumbukan
lenting sebagian, di mana energi kinetik berkurang
selama tumbukan. Oleh karena itu, hukum kekekalan energi mekanik tidak berlaku.
Besarnya kecepatan relatif juga berkurang dengan suatu faktor tertentu yang
disebut koefisien restitusi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar