Selasa, 29 Maret 2016

konsep fisika dalam permainan tradisional



PERMAINAN TRADISIONAL KELERENG
Nama Permainan: kelereng
Konsep fisika: tumbukan, GLBB (gerak lurus berubah beraturan)
Sasaran: kelas X-XI SMA/MA
A.    Sejarah kelereng
Kelereng memiliki banyak sebutan seperti gundu, keneker, kelici, guli adalah sebuah bola kecil dibuat dari tanah liat, marmer atau kaca untuk permainan anak-anak. Ukuran dari  kelereng sangat bermacam-macam. Umumnya kelereng berukuran ½ inci (1.25 cm) dari ujung ke ujung. Benda berbentuk bola ini memiliki bermacam-macam warna dari warna bening, gelap hingga perpaduan warna didalamnya. Benda ini umumnya terbuat dari ahan yang keras sehingga tidak mudah rusak.
Sejak abad ke-12, di Perancis, kelereng disebut dengan bille, artinya bola kecil, di Belanda di sebut dengan nama knikkers. Di Inggris ada istilah marbles untuk menyebut kelereng. Marbles sendiri digunakan untuk menyebut kelereng terbuat dari marmer yang didatangkan dari Jerman. Namun, jauh sebelumnya, anak-anak di Inggris telah akrab menyebutnya dengan bowls atau knikkers.
Tahun, 1694. Di Inggris ada istilah marbles untuk menyebut kelereng. Marbles sendiri digunakan untuk menyebut kelereng terbuat dari marmer yang didatangkan dari Jerman. Namun, jauh sebelumnya, anak-anak di Inggris telah akrab menyebutnya dengan bowls atau knikkers. Kelereng populer di Inggris dan negara Eropa lain sejak abad ke-16 hingga 19. Setelah itu baru menyebar ke Amerika. Bahan pembuatnya adalah tanah liat dan diproduksi besar-besaran.
Sedangkan, Jauh pada peradaban Mesir kuno, tahun 3000 SM, kelereng terbuat dari batu atau tanah liat. Kelereng tertua koleksi The British Museum di London berasal dari tahun 2000-1700 SM. Kelereng tersebut ditemukan di Kreta pada situs Minoan of Petsofa.
Pada masa Rowami, permainan Kelereng juga sudah dimainkan secara luas. Bahkan, menjadi salah satu bagian dari festival Saturnalia, yang diadakan saat menjelang perayaaan Natal. Saat itu semua orang saling memberikan sekantung biji-bijian yang berfungsi sebagai kelereng tanda persahabatan. Salah seorang penggemar kelereng adalah Octavian, kelak menjadi Kaisar Agustus. Layaknya permainan, di Romawi saat itu juga mempunyai aturan-aturan resmi. Peraturan tersebut menjadi dasar permainan sekarang.
Teknologi pembuatan kelereng kaca ditemukan pada 1864 di Jerman. Kelerang yang semula satu warna, menjadi berwarna-warni mirip permen. Teknologi ini segera menyebar ke seluruh Eropa dan Amerika. Namun, akibat Perang Dunia II, pengiriman mesin pembuat kelereng itu sempat terhenti dan akhirnya masing-masing negara mengembangkannya sendiri.
B.     Bahan yang dibutuhkan untuk permainan  kelereng
Permainan kelereng tidak membutuhkan banyak alat, permainan ini hanya memerlukan beberapa kelereng saja, kemudian membuat sebuah garis sebagai pembatas untuk membatasi kelereng-kelereng yang akan dimainkan.
C.     Cara pembuatan permainan kelereng
Kelereng dibuat dari tanah liat, marmer atau kaca. Kebanyakan kelereng yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibuat dari bahan marmer dan kaca. Sedangkan untuk permainan kelereng cara pembuatannya cukup sederhana saja yaitu dengan memberi batasan sebuah gari untuk kelereng yang akan dimainkan.

Top of Form
Bottom of Form
D.    Cara penggunaan kelereng
kelereng dimainkan dengan bersama-sama atau juga ungki dimaikan scara sendiri. Untuk menggerakkan kelereng, bisa dengan di dorong menggunakan tangan. Cara menggunakan tangan di setiap daerah berbeda-beda, ada yang menggunakan dua buah tanhgan ada pula yang meggunakan satu tangan saj untuk memainkannya.
E.     Konsep fisika yang ada pada permainan kelereng
Permainan kelereng setidaknya mengandung dua konsep dalam fisika yaitu konsep gerak dan tumbukan. Gerak yang dialami kelereng saat dimainkan adalah gerak lurus berubah beraturan. Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak benda dalam lintasan garis lurus dengan percepatan tetap. Jadi, ciri utama GLBB adalah bahwa dari waktu ke waktu kecepatan benda berubah, semakin lama semakin cepat/lambat. Sehingga gerakan benda dari waktu ke waktu mengalami percepatan/perlambatan. Pada kasus ini kelereng mengalami gerak lurus berubah beraturan diperlambat.  Ketika kelreng di lempar dengan menggguanakan tangan artinya ada gaya yang bekerja sehingga kelereng mengalami kecepatan, kecepatan yang dialami oleh kelereng semakin lam akan semakin lambat sehingga kecepatan akan nol saat berhenti. Selain itu, ketika kelereng diamainkan membentur dengan kelereng yang lain, maka terjadi konsep fisika yaitu tumbukan.  Tumbukan ada tiga macam yaitu tumbukan lenting sempurna, tumbukan lenting sebagian, dan tumbukan tidak lenting sama sekali. Yang terjadi ketika permainan kelereng adalah tumbukan lenting sebagian. Kebanyakan benda-benda yang ada di alam mengalami tumbukan lenting sebagian, di mana energi kinetik berkurang selama tumbukan. Oleh karena itu, hukum kekekalan energi mekanik tidak berlaku. Besarnya kecepatan relatif juga berkurang dengan suatu faktor tertentu yang disebut koefisien restitusi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar