Minggu, 24 April 2016

model pembelajaran scramble



MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE

A.    Pengetian Scramble
Scramble merupakan istilah dalam bahasa Inggris yang artinya perebutan[1][1]. Seperti yang diungkapkan oleh Fadmawati (2009) [online] pembelajaran kooperatif metode scramble adalah pembelajaran secara berkelompok dengan mencocokkan kartu pertanyaan dan kartu jawaban yang telah disediakan sesuai dengan soal, sedangkan Soeparno (1998 : 60) berpendapat bahwa metode scramble adalah salah satu permainan bahasa, pada hakikatnya permainan bahasa merupakan suatu aktivitas untuk memperoleh keterampilan tertentu dengan cara menggembirakan.
Scramble merupakan metode mengajar dengan membagikan lembar soal dan lembar jawaban yang disertai dengan alternatif jawaban yang tersedia. Siswa diharapkan mampu mencari jawaban dan cara penyelesaian dari soal yang ada.
Word square berasal dari kata word yang artinya kata[2][2] dan square yang artinya persegi[3][3]. Word square merupakan model yang memadukan kemampuan menjawab pertanyaan dengan kejelian dalam mencocokan jawaban pada kotak-kotak jawaban hampir sama dengan teka teki silang tetapi bedanya jawabannya sudah ada, namun disamarkan dengan menambahkan kotak tambahan dengan sembarang huruf atau angka penyamar atau pengecoh.

B.     Tipe-tipe Scramble
Scramble dipakai untuk jenis permainan anak-anak yang merupakan latihan pengembangan dan peningkatan wawasan pemikiran kosakata. Sesuai dengan sifat jawabannya scramble terdiri atas bermacam-macam bentuk yakni :
a. Scramble kata, yakni sebuah permainan menyusun kata-kata dan huruf-huruf yang telah dikacaukan letaknya sehingga membentuk suatu kata tertentu yang bermakna misalnya :
alpjera = pelajar
ktarsurt = struktur

b. Scramble kalimat : yakni sebuah permainan menyusun kalimat dari kata-kata acak. Bentuk kalimat hendaknya logis, bermakna, tepat, dan benar. Contoh nya :
komme – Ich – aus – Bandung = Ich komme aus Bandung

c. Scramble wacana : yakni sebuah permainan menyusun wacana logis berdasarkan kalimat-kalimat acak. Hasil susunan wacana hendaknya logis, bermakna.

Melalui pembelajaran kooperatif metode scramble, siswa dapat dilatih berkreasi menyusun kata, kalimat, atau wacana yang acak susunannya dengan susunan yang bermakna dan mungkin lebih baik dari susunan aslinya.

C.     Prosedur (langkah-langkah) Pembelajaran dengan Metode Scramble
a. Guru menyiapkan sebuah wacana, kemudian keluarkan kalimat-kalimat yang terdapat dalam wacana tersebut ke dalam kartu-kartu kalimat
b. Guru membuat kartu soal beserta kartu jawaban yang di acak nomornya sesuai materi bahan ajar teks yang telah dibagikan sebelumnya dan membagikan kartu soal tersebut
c. Siswa dalam kelompok masing-masing mengerjakan soal dan mencari kartu soal untuk jawaban yang cocok, sebelumnya jawaban telah di acak sedemikian rupa.
d. Siswa diharuskan dapat menyusun kata jawaban yang telah tersedia dalam waktu yang telah ditentukan. Setelah selesai mengerjakan soal, hasil pekerjaan siswa dikumpulkan dan dilakukan pemeriksaan.
Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran metode scramble ini adalah model pembelajaran kelompok yang membutuhkan kreativitas serta kerja sama siswa dalam kelompok. Metode ini memberikan sedikit sentuhan permainan acak kata, dengan harapan dapat menarik perhatian siswa

D.    Kelebihan  dan Kekurangan Scramble
Scramble dan word square dipandang cukup baik dalam pembelajaran, khususnya bagi anak-anak. Metode scramble ataupun word square memang sanat menarik minat untuk belajar, karenemetode tersebut tidak membosankan dan cenderung menimbulkan rasa ingin tahu untuk menyelasaikannya. Namun, disamping itu ternyata kedua metode ini memiliki kelebihan dan kekurangan pula, di antaranya adalah sebagai berikut:
a.       Kelebihan Metode Scramble
1) Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya, setiap anggota kelompok harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama, setiap anggota kelompok harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya, setiap anggota kelompok akan dikenai evaluasi, setiap anggota kelompok berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya, dan setiap anggota kelompok akan diminta pertanggung jawaban secara individual materi yang ditangan dalam kelompok, sehingga dalam teknik ini setiap siswa tidak ada yang diam karena setiap individu di kelompok diberi tanggung jawab akan keberhasilan kelompoknya.
2) Metode pembelajaran ini akan memungkinkan siswa untuk belajar sambil bermain. Mereka dapat berekreasi sekaligus belajar dan berfikir, mempelajari sesuatu secara santai dan tidak membuatnya stres atau tertekan.
3) Selain untuk menimbulkan kegembiraan dan melatih keterampilan tertentu, metode scramble juga dapat memupuk rasa solidaritas dalam kelompok.
4) Materi yang diberikan melalui salah satu metode permainan ini biasanya mengesankan dan sulit untuk dilupakan.
5) Sifat kompetitif dalam metode ini dapat mendorong siswa berlomba-lomba untuk maju.

b.      Kekurangan Metode scramble
1) Pembelajaran ini terkadang sulit dalam merencanakannya, oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
2) Terkadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
3) Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka pembelajaran ini akan sulit di implementasikan oleh guru.
4) Metode permainan seperti ini biasanya menimbulkan suara gaduh. Hal tersebut jelas akan menggangu kelas yang berdekatan.
Sedangkan untuk kelebihan dan kekurangan word square adalah sebagai berikut:
ΓΌ  Kelebihan model pembelajaran word square adalah sebagai berikut.
a. Mendorong pemahaman siswa terhadap materi pelajaran
b. Melatih untuk berdisiplin;
c. Dapat melatih sikap teliti dan kritis;
d. Merangsang siswa untuk berfikir efektif.

ΓΌ  Kelemahan model pembelajaran word square yaitu:
a. Mematikan kreatifitas siswa;
b. Siswa tinggal menerima bahan mentah;
c. Siswa tidak dapat mengembangkan materi yang ada
dengan kemampuan atau potensi yang dimilikinya.






materi LKS



LEMBAR KERJA SISWA (LKS)


A.      Pengertian Lembar Kerja Siswa
Menurut Hendro Darmodjo dan Jenny R. E. Kaligis (1992 : 40), LKS atau Lembar Kerja Siswa merupakan sarana pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam meningkatkan keterlibatan atau aktivitas siswa dalam proses belajar-mengajar. Pendapat lainnya dikemukakan oleh Surachman (1998 : 46) yang menyatakan LKS sebagai jenis hand out yang dimaksudkan untuk membantu siswa belajar secara terarah (guided discovery activities). Depdiknas (Darusman, 2008:17) menyatakan bahwa LKS adalah lembaran yang berisikan pedoman bagi siswa untuk melaksanakan kegiatan yang terprogram.
Lembar kerja siswa (LKS) adalah bagian dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang menunjang kepada pencapaian indikator melalui Berbuat (Hands on Activity dan Berfikir (Minds on Activity) sehingga siswa memperoleh kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Sehingga dapat dikatakan bahwa LKS merupakan salah satu sumber belajar yang berbentuk lembaran yang berisikan materi secara singkat, tujuan pembelajaran, petunjuk mengerjakan pertanyan-pertanyaan dan sejumlah pertanyaan yang harus dijawab siswa.

B.      Fungsi Lembar Kerja Siswa
LKS memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:
1.      Lembar kerja siswa (LKS) adalah bagian dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang menunjang kepada pencapaian indikator
2.      Lembar kerja siswa untuk mengarahkan siswa secara tertulis dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
3.      Pelaksanaan LKS melalui aktivitas berbuat dan berpikir
4.      Digunakan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan adanya perubahan sikap
Menurut Sudjana (Djamarah dan Zain, 2000), fungsi LKS adalah :
1. Sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.
2. Sebagai alat bantu untuk melengkapi proses belajar mengajar supaya lebih menarik perhatian siswa.
3. Untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian pengertian yang diberikan guru.
4. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mende-ngarkan uraian guru tetapi lebih aktif dalam pembelajaran.
5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan pada siswa.
6. Untuk mempertinggi mutu belajar mengajar, karena hasil belajar yang dica-pai siswa akan tahan lama, sehingga pelajaran mempunyai nilai tinggi.
Menurut Prianto dan Harnoko (1997), fungsi LKS antara lain:
1. Mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar.
2. Membantu siswa dalam mengembangkan konsep.
3. Melatih siswa untuk menemukan dan mengembangkan proses belajar mengajar.
4. Membantu guru dalam menyusun pelajaran.
5. Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran.
6. Membantu siswa memperoleh catatan tentang materi yang dipelajarai melalui kegiatan belajar.
7. Membantu siswa untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis.

C.      Tujuan Penyusunan Lembar Kerja Siswa
Penyusunan LKS dilakukan untuk menunjang kesuksesan proses terjadinya pendidikan, terutama pada ruang lingkup sekolah. Tujuan penyusunan LKS secara rinci adalah:
q  Lembar Kerja Siswa yang baik, mencerminkan karakteristik mata pelajaran.
q  Rambu-rambu penyusunan LKS.
1.      Memperkuat dan menunjang pencapaian tujuan pembelajaran, indikator dan kompetensi dasar serta standar kompetensi yang telah dirumuskan
2.      Membantu siswa melakukan aktivitas pembelajaran yang terarah
Adapun tujuan dari pembuatan LKS oleh Prastowo (2011) dijabarkan ke dalam empat poin yaitu:
1.      Menyajikan bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk berinteraksi dengan materi yang diberikan
2.      Menyajikan tugastugas yang meningkatkan penguasaan peserta didik terhadap materi yang diberikan
3.      Melatih kemandirian belajar peserta didik
4.      Memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada peseta didik.

D.     Bahan Penyusun Lembar Kerja Siswa
q  Bahan yang menjadi penyusun lembar kerja siswa sebaiknya memenuhi syarat-syarat:
1.      Dikembangkan dari konsep yang memiliki kekuatan untuk dilakukannya kegiatan observasi
2.      Isi LKS tersusun logis dan sistematis
3.      Aktifitas yang dilaksanakan sesuai dengan tahap perkembangan siswa
4.      Bahan yang dibuat LKS memicu keingintahuan siswa
5.      Mutakhir

E.      Jenis-Jenis Lembar Kerja Siswa
Lembar Kerja Siswa (LKS) banyak digunakan dalam  kalangan sekolah-sekolah. Hampir seluruh mata pelajaran menggunakan LKS. Oleh karena itu LKS dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:
1.      LKS yang bersifat eksperimental  adalah LKS yang mengarahkan siswa untuk melakukan kegiatan, berbuat, berpikir, dan membangun pengetahuan yang dilakukan secara eksperimen.
2.      LKS verifikatif adalah LKS yang mengarahkan siswa untuk melakukan kegiatan untuk penguatan atau membuktikan teori.
3.      LKS yang melatih keterampilan adalah LKS yang mengarahkan siswa untuk berlatih yang menekankan membangun kemampuan psikomotor.
Menurut Sadiq dalam (Widiyanto, 2008:14) LKS dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu sebagai berikut:
a. Lembar Kerja Siswa Tak Berstruktur
Lembar kerja siswa tak berstruktur adalah lembaran yang berisi sarana untuk materi pelajaran, sebagai alat bantu kegiatan peserta didik yang dipakai untuk menyampaikan pelajaran. LKS merupakan alat bantu mengajar yang dapat dipakai untuk mempercepat pembelajaran, memberi dorongan belajar, berisi sedikit petunjuk, tertulis atau lisan untuk mengarahkan kerja pada peserta didik.
b. Lembar Kerja Siswa Berstruktur
Lembar kerja siswa berstruktur memuat informasi, contoh dan tugas-tugas. LKS ini dirancang untuk membimbing peserta didik dalam satu program kerja atau mata pelajaran, dengan sedikit atau sama sekali tanpa bantuan pembimbing untuk mencapai sasaran pembelajaran. Pada LKS telah disusun petunjuk dan pengarahannya, LKS ini tidak dapat menggantikan peran guru dalam kelas. Guru tetap mengawasi kelas, memberi semangat dan dorongan belajar dan memberi bimbingan pada setiap siswa.

F.      Prinsip Penyusunan dan Penggunaan Lembar kerja Siswa
Penyusunan:
q  Memilih Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, menentukan Indikator dan Tujuan Pembelajaran, menyusun rencanakan pelaksanaan pembelajaran (RPP)
q  Memilih secara cermat dan menilai secara teliti pertanyaan, tugas atau latihan dalam LKS apakah sudah sesuai dengan kebutuhan pembelajaran dan tahap perkembangan siswa
q  Setiappertanyaan yang tertuang dalam LKS seyogianya dapat mengarahkan pencapaian indikator.
q  Latihan dalam LKS menunjang penguasaan literasi sains siswa, penguasaan inkuiri dan menanamkan sikap ilmiah
Jones (Andayani, 2005:9) menyatakan LKS yang baik untuk diberikan kepada peserta didik, haruslah :
a.       Bahasanya Komunikatif
LKS yang dibuat menggunakan bahasa yang menarik, tidak membingungkan siswa dan mudah dimengerti.
b.      Format dan Gambar harus Jelas
Format yang dipakai meliputi tampilan, penggunaan animasi dan gambar background yang sesuai dengan materi.
c.       Mempunyai Tujuan yang Jelas
Dapat menyampaikan ide pokok yang terkandung dalam LKS.
d.      Memiliki isian yang memerlukan pemikiran dan pemprosesan infromasi.
Dalam LKS ini siswa dilatih mencari dan menemukan jawaban.

Berdasarkan Depdiknas dalam N. Syakrina (2012), langkah-langkah yang harus dilalui dalam menulis LKS yaitu:
1)     Analisis Kurikulum
Analisis kurikulum dimaksudkan untuk menentukan materi-materi mana yang akan memerlukan bahan ajar LKS.
2)     Menyusun Peta Kebutuhan LKS
Peta kebutuhan LKS sangat diperlukan guna mengetahui jumlah LKS yang harus ditulis dan urutan LKS-nya juga dapat dilihat. Urutan LKS ini sangat diperlukan dalam menentukan prioritas penulisan.
3)     Menentukan Judul-Judul LKS
Judul LKS ditentukan atas dasar Kompetensi Dasar-Kompetensi Dasar, materi pokok yang terdapat dalam kurikulum.
4)     Penulisan LKS, meliputi:
a. Perumusan KD harus dikuasai
Rumusan KD pada LKS langsung diturunkan dari standar isi
b. Menentukan alat penilaian
c.  Penyusunan materi
Materi LKS sangat tergantung pada KD yang akan dicapai. Materi LKS dapat berupa informasi pendukung, yaitu gambaran umum atau ruang lingkup substansi yang akan dipelajari.
Pengunaan  LKS harus memperhatikan beberapa aspek, diantaranya adalah:
q  Bila kelas heterogen, maka dapat dirancang latihan yang bersifat individual
q  Penggunaan LKS bukanlah untuk menggantikan tanggung jawab guru dalam pembelajaran melainkan sebagai sarana untuk mempercepat pencapaian tujuan pembelajaran.
q  Penggunaan LKS sebaiknya dapat menumbuhkan minat siswa terhadap pembelajaran melalui diskusi dan pelaksanaan langkah kerja berupa pengamatan, percobaan atau demonstrasi.
q  Guru sebaiknya memiliki kesiapan dalam pengelolaan kelas berkaitan dengan pengajaran individual, berhubung LKS disusun mempertimbangkan aspek perbedaan individu dan mengembangkan kemampuan self assessment bagi siswa
G.      Komponen-Komponen Penyusunan Lembar Kerja Siswa
Kementerian Pendidikan Nasional dalam Prastowo (2011) menyatakan, LKS memiliki delapan unsur meliputi:
1.      Judul,
2.      Petunjuk belajar,
3.      Kompetensi dasar atau materi pokok,
4.      Waktu penyelesaian,
5.      Peralatan dan bahan,
6.      Informasi singkat tentang langkah kerja,
7.      Tugas yang harus dilaksanakan,
8.      Laporan yang harus dikerjakan
Namun demikian hanya enam unsur pokok dalam suatu LKS yang wajib ada, Prastowo (2011) kemudian merinci bahwa yang dimaksud dengan 6 unsur pokok dalam suatu LKS antara lain:
1.      Judul merupakan caption atau topik berupa beberapa frase yang mencerminkan garis besar dari apa yang akan dipelajari,
2.      Petunjuk belajar penjelasan mengenai bagaimana peserta didik mempelajari materi yang diajarkan dalam LKS,
3.      Kompetensi dasar adalah kompetensi yang akan dicapai oleh siswa,
4.      Informasi pendukung adalah berbagai informasi tambahan yang digunakan untuk mempermudah siswa dalam memahami materi,
5.      Tugas atau langkah kerja yaitu beberapa langkah prosedural yang harus dilakukan siswa dalam mempelajarai materi tersebut,
6.      Penilaian adalah sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi.

Secara menyeluruh komponen-komponen penyusunan LKS adalah:
1.      Judul menggambarkan isi LKS secara keseluruhan
2.      Tujuan dinyatakan sebagai kalimat pencapaian akhir dari kegiatan pembelajaran pengerjaan LKS
3.      Landasan Teori isinya memaparkan teori yang sesuai dengan konsep yang dibahas dalam LKS, namun tidak memberi jawaban secara langsung terhadap tujuqan.
4.      Alat dan Bahan merupakan daftar alat dan daftar bahan yang akan digunakan dalam kegiatan, baik jenis maupun jumlahnya
5.      Langkah-Langkah Kegiatan adalah langkah-langkah prosedural kegiatan yang harus dilaksanakan oleh siswa
6.      Hasil Pengamatan berisi perolehan data dari hasil langkah-langkah melaksanakan kegiatan pengerjaan LKS
7.      Pertanyaan Pengarah merupakan pertanyaan-pertanyaan produktif agar siswa terbimbing dan bisa menyimpulkan hasil pengamatannya
8.      Kesimpulan kegiatan akhir pengerjaan LKS, merupakan langkah membangun pengetahuan dari hasil pelaksanaan kegiatan pengerjaan LKS